23 Januari 2013

Drew Bernstein, Co-Managing Partner Marcum Bernstein & Pinchuk, Dikutip dalam Artikel ABC News Nightline "Tuduhan Penipuan China: Mantan Firma Wesley Clark Menghadapi Pertanyaan"

Seperti yang terlihat di

Drew Bernstein, Co-Managing Partner Marcum Bernstein & Pinchuk, Dikutip dalam Artikel ABC News Nightline "Tuduhan Penipuan China: Mantan Firma Wesley Clark Menghadapi Pertanyaan"

Drew Bernstein, Co-Managing Partner Marcum Bernstein & Pinchuk, dikutip dalam artikel ABC News Nightline "Tuduhan Penipuan China: Mantan Firma Wesley Clark Menghadapi Pertanyaan."

Berikut ini adalah kutipan dari artikel tersebut:
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS dan mantan calon presiden Wesley K. Clark adalah ketua dan wajah publik dari sebuah perusahaan investasi Wall Street yang menunggangi gelombang ketertarikan pada saham Tiongkok, dan kemudian jatuh karena laporan bahwa sebagian besar keuntungannya hanya bualan dan banyak perusahaan yang merupakan penipuan.

Kini, kesepakatan-kesepakatan China yang dibantu Clark untuk dipromosikan di pesta-pesta mewah termasuk di antara mereka yang sedang diawasi oleh Komisi Sekuritas dan Bursa saat mereka mencoba untuk mempertanggungjawabkan miliaran dolar yang hilang dalam lusinan penawaran saham yang mencurigakan, yang menurut beberapa pejabat merupakan salah satu penipuan keuangan terbesar sejak Bernie Madoff. Pihak berwenang mengatakan kepada ABC News bahwa perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai perantara yang membantu mempromosikan perusahaan-perusahaan China tersebut kini berada dalam sorotan.

"Orang Tiongkok menyukai orang-orang penting dan Jenderal Clark tentu saja mampu menarik mereka ke konferensi tersebut," kata Drew Bernstein, anggota pengelola Marcum Bernstein & Pinchuk, salah satu firma akuntan terbesar yang melayani perusahaan-perusahaan yang berbasis di Tiongkok yang berdagang di AS. "Hampir semua orang yang berbicara memiliki kaitan dengan pemerintah dan militer. Rodman melakukan hal ini karena memberikan kesan kredibilitas pada semua yang mereka lakukan."

Baca artikel lengkapnya di www.abcnews.com >>